Asal-Usul Dusun Balai rakyat

Wilayah yang berada di desa Somomorodukuh kecamatan Plupuh berbatasan dengan desa Brangkal kecamatan Gemolong. Warganya berprofesi sebagai petani,pedagang dan lain lain.
Sekitar tahun 1920 sampai kurang lebih tahun 1930 wilayah tersebut adalah perkebunan serat nanas milik belanda. Sedangkan pabrik pengeloahannya berada di selatan dusun Bandung desa Tegal Dowo kecamatan Gemolong. Sebagian besar warga desa Somomorodukuh dan desa Brangkal bekerja menjadi buruh pabrik serat nanas
Pabrik serat nanas tersebut kini sudah tidak dapat dijumpai lagi, berganti menjadi hunian penduduk yakni dusun Loji Rejo. Dusun ini masuk dalam wilayah desa Brangkal, kecamtan Gemolong.
Pada masa agresi militer belanda I tahun 1947, tanah masih jadi penguasaan belanda. Namun pada masa agresi militer belanda II (tahun 1948 sampai 1949) Belanda kabur dan tanah terbengkelai. Oleh penduduk, tanah terbengkelai itu diolah menjadi sawah untuk bercocok tanam memenuhi kebutuhan hidup dan ditandai secara pribadi.
Oleh lurah Toto suyitno tanah boleh diakui secara resmi dengan surat letter D oleh warga. Warga menamakan peristiwa tersebut dengan ‘’lemah mbalek rakyat’’. Peristiwa kembalinya tanah dari penguasaan Belanda ke rakyat desa.
Lama kelamaan wilayah itu didirikan rumah dan makin ramai. Akhirnya dibentuk struktur pemerintahan desa dan sebuah kantor kelurahan menyusul dibangun. Setelah berembug, warga bersepakat memberi nama dusun baru di dekat balai desa itu dengan ‘’Balai Rakyat’’.

( Arif Budiman)