• MERANCANG SERANGAN UMUM SOLO DARI WONOSIDO (SEJARAH)

           

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya MERANCANG SERANGAN UMUM SOLO DARI WONOSIDO (SEJARAH)
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi Dukuh Wonosido, Kecamatan Plupuh, Kab Sragen dan Kota Solo sekitarnya
    status lestari, dimonumenkan
    Pihak Pelestari Kerukunan Keluarga Besar Ex TP / TNI Detasemen II Brigade 17
    Pencipta/Tahun Pembuatan Kerukunan Keluarga Besar Ex TP / TNI Detasemen II Brigade 17, tahun 1996
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis sudah ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    MERANCANG SERANGAN UMUM SOLO DARI WONOSIDO (SEJARAH)

    Jika kita melintasi jalan penghubung dari Plupuh (Kabupaten Sragen) menuju Kota Surakarta, sebelum melewati jembatan kali Cemara, kita akan menjumpai sebuah pendapa beratap Joglo. Di depan pendapa berukuran 17 m x 8 m itu terdapat sebuah taman, kecil saja namun asri.
    Sebuah patung berdiri gagah dalam area taman mungil ini. Besar patung sebanding dengan ukuran manusia normal. Menilik detil tampilannya, patung mencitrakan sosok tentara belia.
    Ada yang unik dari patung tentara ini. Tangan kanan membawa senapan, sedangkan tangan kiri memegang buku. Patung tersebut berdiri di atas penyangga berbentuk balok segi empat. Pada setiap sisi dindingnya terdapat prasasti. Dari tulisan prasasti pada bagian muka, diketahui patung tersebut adalah Monumen Serangan Umum 4 Hari.
    Adapun patung prajurit muda tersebut memvisualisasikan sosok Tentara Pelajar. Senapan dan buku yang dipegang adalah simbol pelajar yang ikut berjuang. Para pemuda pelajar kala itu masih berusia antara 15-18 tahun, setara pelajar tingkat SMP dan SMA saat ini.
    Patung dan pendapa joglo yang terletak di Wonosido RT 15 Desa Sidokerto, Kecamatan Plupuh itu bukan bangunan sembarangan. Bangunan itu didirikan untuk memperingati keputusan komando serangan besar-besaran para Pejuang Indonesia terhadap kedudukan militer Belanda di Kota Solo.
    Peristiwa itu dalam catatan sejarah dikenal dengan Serangan Umum Surakarta atau juga disebut Serangan Umum Empat Hari, berlangsung pada tanggal 7-10 Agustus 1949. Serangan umum itu dipimpin oleh Letkol Slamet Riyadi dimulai pada hari Minggu pagi, 7 Agustus 1949, serentak terhadap kedudukan Belanda di Kota Solo.
    Kekuatan pasukan yang digerakkan memasuki kota Solo pada hari pertama adalah pasukan-pasukan dari Sub Wehrkreise “Arjuna” 106, terdiri 26 Regu Detasemen II Tentara Pelajar Brigade XVII TNI, 3 Regu dari MB (Mobil Bridge) Polisi dan 3 Regu Brigade V TNI.
    Kota Solo dikepung dari empat jurusan oleh anggota-anggota gerilya yang sejak pagi buta sudah menyusup memasuki kota. Praktis selama 4 hari, kota Solo luluh lantak menjadi medan perang. Para pejuang berhasil membumihanguskan dan menduduki markas-maskas Belanda di Solo.Sedikitnya 7 serdadu Belanda tewas. Di Jaten Kab. Karanganyar, 20 serdadu belanda bersenjata lengkap yang mencoba kabur dari Solo menyerah di tangan pasukan Tentara Pelajar.
    Serangan umum empat hari itu merupakan pukulan telak bagi Belanda. Sebaliknya berhasil memperkuat posisi tawar perjuangan diplomasi delegasi Republik Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB), Den Haag.
    Namun yang jarang diketahui publik, keputusan komando dan pematangan rencana serangan umum tersebut ternyata berlangsung di sebuah rumah di Wonosido RT 15, Desa Sidokerto, Plupuh Sragen. Rumah bersejarah itu milik Mbah Bayan Sastro Sudarno. Letaknya, di belakang pendapa dan monumen Serangan Umum Empat Hari Surakarta. Rapat itu berlangsung dari tanggal 3-5 Agustus 1949.
    Rapat komando dipimpin Mayor Achmadi Hadisoemarto selaku Komandan Sub Wher Kreise (SWK) Ardjuna 106 yang sekaligus komandan Detasemen II Tentara Pelajar (TP) Brigade XVII TNI.
    Rapat Komando di rumah Mbah Sastro ini menghasilkan keputusan penting. Mayor Achmadi pun mengeluarkan Perintah siasat No. 1/8/SWK/A3/Ps-49 tanggal: 5 Agustus 1949. Isinya untuk mengadakan serangan secara besar-besaran (serangan umum) ke dalam Kota Solo mulai tanggal: 7 s.d. 10 Agustus 1949 guna mendapatkan posisi di lapangan apabila cease fire diberlakukan.
    Untuk memperingati peran Mayor Achmadi Hadisoemarto dan Tentara Pelajar dalam penentuan siasat Serangan Umum Empat Hari Surakarta maka sosok tentara belia membawa senapan dan buku dipilih menjadi ikon monumen di Wonosido, Desa Sidokerto, Kecamatan Plupuh
    Dari berbagai sumber terungkap besarnya peran masyarakat WOnosido Desa Sidokerto Kecamatan Plupuh dalam mendukung perjuangan militer.
    Menurut Kangko Bambang Prasetyo, ketua Yayasan Tentara Pelajar Surakarta, pasukan Mayor Achmadi telah bermarkas di Wonosido jauh lebih lama sebelum Serangan Umum 4 Hari Surakarta, yakni sejak Belanda melancarkan Agresi Militer I tahun 1947. Pasukan TP ditampung di rumah-rumah warga dan mendapat dukungan logistic dari penduduk setempat.
    Setidaknya ada 20 rumah warga Wonosido yang digunakan menampung pasukan TP selama 2 tahun. Selama masa tersebut, rumah Bayan Sastro SUdarno di Wonosido RT 15, Desa Sidokerto Plupuh menjadi titik sentral karena digunakan Mayor Achmadi menyelenggarakan rapat komando bersama para komandan lapangan. Saat ini, rumah Bayan Sastro Sudarno masih berdiri walau sudah mengalami perubahan. Sedangkan mebel meja yang digunakan Mayor Achmadi menggelar rapat komando juga masih dirawat oleh pihak keluarga.
    Maka tak mengherankan bila kemudian sebagai tanda terimakasih telah dibantu selama masa revolusi kemerdekaan, para eks TP yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Besar Ex Tentara Pelajar TNI Detasemen II Brigade 17 menginsisiasi pembangunan jembatan melintasi Kali Cemoro yang menghubungkan WOnosido (Plupuh-Sragen) dengan Wonokerto (karanganyar). Jembatan bernama jembatan Tentara Pelajar itu diresmikan 7 Agustus 1996. Selain jembatan juga dibangun monumen dan pendopo yang dipersembahkan kepada masyarakat dan dapat digunakan untuk berbagai acara. (Sumber: Buku Persembahan Monumen Ex TP/ TNI detasemen II Brigade 17 di Wonosido Solo, terbitan Kerukunan Keluarga Besar Ex TP / TNI Detasemen II Brigade 17, tahun 1996 )

    (Johny A Aryawan/ penulis)

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *