• DOKTER SOEHADI PRIJONAGORO (SEJARAH)

         

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya DOKTER SOEHADI PRIJONAGORO (SEJARAH)
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi Lokasi
    status Lestari
    Pihak Pelestari Disdikbud
    Pencipta/Tahun Pembuatan Disdikbud 2019
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis Ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    DOKTER SOEHADI PRIJONAGORO, PERINTIS LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT SRAGEN

    Ini kisah masih seputar peristiwa di era Bupati KRMT Panji Soemonagoro yang memerintah pada tahun 1903-1933. Selain perubahan status dari Kabupaten Gunung Pulisi menjadi Kabupaten Pangreh Projo Sragen pada 1918 terdapat satu peristiwa menarik yang layak ditorehkan dalam catatan sejarah Sragen. Bukan tentang perjalanan politik dan pemerintahan, namun perihal pelayanan kesehatan masyarakat kala itu.

    Menjelang akhir masa pemerintahan Bupati Panji Soemonagoro terdapat satu tokoh penting dalam pengembangan pelayanan kesehatan umum di Sragen. Tokoh itu tak lain adalah dr. Soehadi Prijonagoro, Namanya kelak dinisbahkan sebagai Rumah Sakit Umum di Kabupaten Sragen.

    Soehadi Prijonagoro lahir di Surakarta pada 29 September 1906. Ayahnya, Prijo Pramuka adalah Lurah Keraton Surakarta. Seusai menyelesaikan pendidikan dokter di Netherland Indische Artsen School (NIAS—sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga) di Surabaya, Soehadi mengabdi untuk Kraton Kasunanan Surakarta dan bertugas secara khusus memberikan layanan kesehatan kepada Raja beserta keluarga utama. Soehadi pun menerima anugerah nama kebangsawanan yakni Raden Tumenggung Gito Husodo.

    Memasuki awal tahun 1930, Bupati Panji Soemonagoro menghendaki peningkatan pelayanan kesehatan umum di wilayah Sragen. Bupati pun memohon bantuan tenaga medis (dokter) kepada Raja Surakarta. Alhasil, diutuslah Soehadi Prijonagoro pada tahun 1933 untuk bertugas di sebuah rumah sakit kecil (lebih tepat disebut sebagai rintisan pusat layanan kesehatan) di pusat kota Sragen. Lokasi rumah sakit itu sekarang difungsikan sebagai kompleks asrama Komando Distrik Militer (KODIM) 0725 Sragen, terletak berseberangan jalan dengan Pasar Kota.

    Seiring perjalanan waktu, Soehadi Prijonagoro merasakan perlunya keberadaan rumah sakit yang lebih memadai untuk melayani masyarakat. Maka atas dukungan berbagai pihak Soehadi dipercaya memimpin pengembangan rumah sakit umum yang lebih besar dan lengkap. Sebuah lahan cukup besar milik pemerintah di wilayah Nglorog ditetapkan menjadi lokasi pembangunan rumah sakit baru. Lokasinya sangat strategis, saat ini berada di tepi jalan utama Jl. Raya Sukowati berseberangan dengan LP Sragen.

    Akhirnya sebuah kompleks rumah sakit umum berhasil diwujudkan pada pertengahan 1950-an. Soehadi Prijonagoro pun memindahkan kegiatan pusat layanan kesehatan publik dan secara efektif mulai bertugas di rumah sakit yang baru pada tahun 1958. Kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit ini terus ditingkatkan dan diperbaharui. Di lokasi yang sama ini pula, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen kini tampil lebih modern dan maju.
    Soehadi pensiun pada 1966 dan menikmati masa sepuh yang tenang di Kota Sragen bersama istrinya, Sunarti, beserta empat anak, Soehadi meninggal dunia pada 1 September 1991 dan dimakamkan di dalam kompleks beteng eks kraton Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

    Peran dan sumbangsih dr. Soehadi Prijonagoro pun tak dilupakan. Pada 17 Agustus 2012 Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman mengubah nama RSUD Kabupaten Sragen menjadi RSUD dr. Soehadi Prijonagoro. Peresmian nama baru tersebut ditandai dengan penandatangan prasasti saat peletakan batu pertama pembangunan gedung baru RSUD. Keputusan perubahan nama tersebut dituangkan dalam Peraturan Bupati Sragen Nomor 38 Tahun 2012.

    Di samping itu rumah dinas yang pernah ditempati dokter Soehadi Prijonagoro, letaknya di bagian halaman depan RSUD Soehadi Prijonagoro, telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Penetapan itu ditandatangani Bupati Sragen Kusdinar Yuni Untung Sukowati pada tahun 2018.

    (penulis: Johny Adhi Aryawan)

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *
    b
    boapist
    2024-01-05 18:21:55
    Such a procedure could actually be training the subjects to wait, rather than testing their basic behavior <a>dosis levitra</a> The biopsy was mechanically dispersed, outgrown from the explant and established as a primary in vitro culture Li et al
      
    A
    Amaxyboma
    2023-06-12 12:04:49
    <a>viagra stuffy nose</a> Central Nervous System Effects Acute extrapyramidal disorders may occur with chloroquine see PRECAUTIONS, ADVERSE REACTIONS and OVERDOSAGE
      
    F
    Fagvieria
    2023-03-22 02:44:18
    Call the Physician Notify the radiology dept <a>tadalafil cialis</a>