• Asal Usul Dusun Wonowongso Dan Kebonagung

       

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya Asal Usul Dusun Wonowongso Dan Kebonagung
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi Lokasi
    status Lestari
    Pihak Pelestari Masyarakat
    Pencipta/Tahun Pembuatan Anonim
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis Ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    Asal Usul Dusun Wonowongso Dan Kebonagung
    Sragen memang keren. Tak hanya keren karena begitu banyak peninggalan masa purba dengan Sangirannya, tetapi juga kekayaan seni dan budaya masyarakatnya. Bahkan hingga kini, beragam seni khas Sragen terkenal hingga ke mancanegara. Juga hasil bumi dengan padi dan beragam tanaman organik yang bebas pestisida dan pupuk buatan. Keterkenalan Sragen terasa makin lengkap dengan banyaknya cerita-cerita yang berhubungan dengan asal-usul daerah. Dua di antaranya adalah Dusun Wonowongso dan Kebonagung. Beginilah kisah legenda itu.
    Dusun Wonowongso merupakan dusun di pinggiran Kota Sragen. Masuk ke wilayah Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen. Secara geografis, letak Dusun Wonowongso tergolong strategis. Dekat jalan raya Solo-Surabaya (Jawa Timur). Selain itu, Dusun Wonowongso juga dilintasi jalur rel kereta api dan jalan utama menuju destinasi wisata Dayu Park. Karena letaknya yang sangat strategis itu, Dusun Wonowongso termasuk perkampungan yang padat penduduk. Berbagai jenis usaha bisa dijumpai di sini, seperti pertokoan, kuliner, pergudangan, vulkanisir ban dan lain-lain. Semua jenis usaha itu mudah ditemui di sepanjang tepi jalan menuju desa.
    Adalah dua orang yang menjadi perintis berdirinya Dusun Wonowongso, yaitu Singo Karyo dan Parto Dikromo. Dua sahabat karib itu bahu-membahu membuka perkampungan. Daerah yang tadinya penuh pepohonan besar dan semak belukar perlahan-lahan berganti rupa. Rumah-rumah penduduk mulai bermunculan. Hutan yang sunyi kini ramai oleh aktivitas manusia. Dari proses berubahnya hutan menjadi hunian penduduk ini, muncullah istilah Wonowongso. Wono berarti hutan, sedangkan Wongso berarti kampung. Akhirnya lokasi itu dinamai Dusun Wonowongso.
    Seiring dengan perjalanan waktu, Wonowongso menjelma menjadi perkampungan yang padat penduduk. Tempat itu sangat ramai sehingga muncul pemikiran untuk memekarkan dusun. Salah seorang warga Wonowongso, Mbah Reso Ngael, berinisiatif membuka perkampungan baru di timur dusun. Masih berupa tegalan atau tanah kosong yang sangat luas. Daerah itu bernama Lenonagung yang berarti kebun atau tegalan yang luas. Karena lidah orang Jawa kesulitan mengucapkan istilah itu, keluarlah ucapan-ucapan kebonagung. Lama kelamaan, daerah itu disebut Kebonagung. Saat itu, wilayah hasil pemekaran itu terdiri atas 2 wilayah Rukun Tetangga (RT) dan dihuni 125 Kepala Keluarga
    Di perkampungan baru ini, juga terdapat Sendang Majapahit. Sendang ini menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga dusun. Airnya jernih siap dikonsumsi tanpa dimasak. Sendang itu terletak di pinggir tikungan sungai. Bila musim hujan, aliran sungai cukup deras. Lama kelamaan, sebagian areal sendang tergerus oleh air dan menyempit. Pada tanggall 28 November 1975, sendang direnovasi oleh Mbah Atmo. Inisiatif ini berdasarkan nadzar atau janjinya sebagai rasa syukur atas kesembuhan anaknya yang telah lama sakit. Hingga kini, budaya nyadran sebagai bentuk ungkapan syukur itu masih dilakukan oleh masyarakat setempat. Kegiatan itu dilakukan setiap Rabu Kliwon di Sendang Mojopahit. Diikuti warga dari tiga dusun, yakni Wonowongso, Kebonagung dan Turirejo.

    (Sukardi)

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *