• Asal Usul Desa Tegalrejo

         

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya Asal Usul Desa Tegalrejo
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi Lokasi
    status lestari
    Pihak Pelestari Masyarakat
    Pencipta/Tahun Pembuatan Anonim
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis Ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    Asal Usul Desa Tegalrejo

    Desa Tegalrejo termasuk wilayah Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Terdiri atas 18 RT dan 3 kebayanan. Tiga kebayanan itu adalah Gombelan, Paingan, dan Grenjengan. Desa Tegalrejo berbatasan dengan Desa Tunggul di sisi utara dan timur, Desa Dawung di sisi selatan, dan Desa Srimulyo di sisi barat. Ada cerita menarik tentang asal-usul Desa Tegalrejo ini.
    Suatu hari tibalah Mbah Porejo membuka hutan untuk dijadikan perkampungan. Satu per satu orang mulai berdatangan. Mereka datang dari Kaliondo, Kaliwuluh, Krikilan, Kalijambe, Kricikan, dan Alang-alang yang merupakan daerah tandus. Dalam waktu singkat, perkampungan menjadi ramai. Kemudian daerah ini diberi nama Tegalrejo. Nama Tegal diambil dari peristiwa membuka hutan dijadikan tegalan dan pemukiman. Rejo diambil dari nama belakang Mbah Porejo.
    Nama Tegalrejo mengandung harapan daerah tersebut kelak menjadi daerah yang ramai dan makmur. Tanah pertama kali yang dimiliki Mbah Porejo ditempati Imanporo. Setelah Imanporo pergi, pekarangan itu menjadi tanah kosong puluhan tahun. Baru tahun 1978, ada yang menempati lagi, yaitu Sutaryo MH sampai sekarang.
    Setelah daerah Tegalrejo ramai, Mbah Porejo pindah lagi guna membuka perkampungan baru yang dinamakam Kampung Sedah. Mbah Porejo tinggal hingga beranak cucu. Kampung Tegalrejo lebih banyak dihuni anak cucu dari kerabat Mbah Porejo yang berasal dari Kaliondo dan Kaliwuluh.
    Sebelum kemerdekaan, tiap dukuh ada lurah dengan sebutan Lurah Pitulas. Salah satunya adalah Mbah Joyo yang menjadi Lurah Grenjengan. Setelah kemerdekaan diraih, dijadikan satu dengan Desa Tegalrejo dan dipimpin satu lurah. Lurah perdana Desa Tegalrejo adalah Samdonorejo asal Pedan Klaten.
    Ada kisah menarik tentang Samdonorejo sebelum menjabat Lurah Tegalrejo. Nama aslinya Samdani. Beberapa tahun sebelumnya, Samdani ingin pergi berkelana dengan naik kereta api ke arah timur. Tak sengaja, Samdani terjebak dalam rombongan Bung Karno yang ditangkap tentara Belanda dan hendak diasingkan ke Digul. Entah bagaimana, Samdani turut ditahan di atas kereta api.
    Akhirnya kereta api berhenti di Surabaya. Tentara dengan senjata lengkap terus mengawal rombongan Bung Karno yang di dalamnya ada Samdani. Pengawalan yang ketat membuat Samdani hanya bisa pasrah tak berdaya hingga akhirnya ikut terbawa rombongan Bung Karno diasingkan ke Digul.
    Bung Karno kemudian dipindahkan ke Ende dimana Samdonorejo juga turut serta. Di tempat pengasingan Ende, Samdani harus berusaha sendiri untuk hidup dan sekadar makan. Selama beberapa waktu, Samdani ikut ditahan di Ende. Beruntung, suatu ketika Sammdani berhasil mengambil kesempatan untuk meloloskan diri. Ia pun berhasil keluar dari pengasingan.
    Kesempatan ini tidak disia-siakan Samdani. Melalui upaya dan jalan berliku, ia berhasil kembali ke Jawa. Samdani kemudian mengabdi sebagai Akuwu Sambungmacan. Beberapa tahun kemudian ditawari menjadi carik di Desa Tunggul. Tawaran ini tak ditolak Samdani.
    Beberapa tahun kemudian, ada usulan pemekaran wilayah desa. Desa Tunggul dijadikan dua desa, yaitu Tunggul dan Tegalrejo. Pemekaran wilayah Tunggul menjadi Desa Tunggul dan Desa Tegalrejo. Samdani pun dipercaya menjadi Lurah Tegalrejo dan ia lebih dikenal dengan nama Samdonorejo.

    (Sukardi)

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *