• Asal Usul Dusun Brojol Miri

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya Asal Usul Dusun Brojol Miri
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi
    status Lestari
    Pihak Pelestari Masyarakat
    Pencipta/Tahun Pembuatan Anonim
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis Ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    Asal Usul Dusun Brojol Miri
    Sragen memang keren. Tidak hanya kaya denganberas organik yang mendunia. Objek Museum Purbakala Sangiran yang menjadi destinasi internasional. Ternyata Sragen juga sangat kaya raya dengan beragam budaya dan kesenian. Tersimpan di pelosok-pelosok desa yang kadang belum terjamah. Jika ada kemauan untuk menggali potensi itu, sungguh sebenarnya akan menjadi modal yang sangat baik untuk mencetak generasi yang cinta budaya bangsa sendiri.
    Salah satu bentuk peninggalan nenek moyang adalah cerita-cerita rakyat yang berkembang secara turun temurun dan dari mulut ke mulut. Beragam cerita rakyat itu berisi kisah-kisah yang sangat inspiratif. Ada cerita rakyat yang berkaitan dengan asal-usul nama daerah, sungai, tempat, makam kuno dan lain-lain. Ketika ditelusuri cerita rakyat itu secara lebih mendalam, ternyata kisahnya sangat bermanfaat. Dari sekian banyak cerita rakyat yang penuh inspiratif itu adalah asal-usul Dusun Brojol di Kecamatan Miri.
    Ada dua versi cerita rakyat yang berkaitan dengan asal-usul Dusun Brojol. Versi pertama menyebutkan bahwa nama Brojol diambil dari adanya peristiwa kelahiran bayi di tengah jalan atau mbrojol. Konon ada perempuan hamil yang lewat di daerah itu. Di tengah perjalanan, ia merasakan bayi yang ada di perutnya akan lahir. Sebelum datangnya bantuan, bayi itu mbrojol atau lahir spontan. Versi kedua menyebutkan jika Brojol berasal dari nama tokoh pejuang kemerdekaan. Daerah Miri itu berbukit-bukit. Sangat cocok untuk bersembuni dari kejaran musuh. Sangat cocok untuk menyusun strategi perang. Karena itulah, Miri sering digunakan para pejuang kemerdekaan menyusun kekuatan. Salah satu tokoh pejuang kemerdekaan itu bernama Kiai Brojo Wiguna. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan yang ada, versi kedua memiliki kandungan kebenaran.
    Dukuh Brojol diapit persawahan di sisi selatan dan utaranya. Dibatasi perkampungan di sebelah timur, yaitu Dukuh Lemah Abang di bagian timur dan dan di sebelah baratnya adalah Dukuh Karang Anyar barat. Dahulu beberapa orang dari daerah Kadipaten Serang (sekarang sebagian besar wilayah kadipaten Serang sudah tenggelam karena terkena proyek Waduk Kedungombo). Mereka diutus untuk menyebar ke segala penjuru daerah. Di daerah baru itu, mereka diminta untuk membuka daerah baru sekaligus merekrut serta melatih calon-calon prajurit guna mengusir penjajah. Tiga orang yang disuruh itu adalah Kiai Brojo Wiguna dengan dua pengawalnya, yaitu Jo Kelo dan Slamet.
    Setelah mereka bertiga mengembara ke sana-sini, sampailah mereka di daerah Miri. Mereka menemukan hutan yang cukup lebat. Sangat cocok dijadikan tempat tinggal dan berlatih ilmu kanuragan. Akhirnya, mereka pun mulai menebang pepohonan di hutan. Kayunya digunakan untuk membangun rumah, sedangkan lahannya dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Karena daerah itu cukup subur, lama kelamaan, penduduk dari luar pun berdatangan. Mereka membuka hutan, membangun rumah, dan mencetak lahan pertanian. Akhirnya, terbentuklah permukiman baru.
    Karena jumlah penduduknya terus bertambah, Kiai Brojo Wiguna dan dua pengawalnya, yaitu Jo Kelo dan Slamet, mulai melaksanakan perintah untuk melatih para lelaki dengan ilmu keprajuritan. Para lelaki tua dan muda diajak bergabung guna berjuang mengusir penjajah Belanda. Semangat nasionalisme ditumbuhkan. Bahwa merdeka itu hak setiap orang dan penjajah pasti menyengsarakan rakyat yang dijajah. Para lelaki pun mulai tertarik dan bergabung dengan Kiai Brojo Wiguna.
    Secara berkala, tentara Belanda sering berpatroli ke daerah di sekitar permukiman Kiai Brojo Wiguna. Tentara kumpeni itu mengawasi semua gerakan rakyat. Jangan sampai ada rakyat yang melawan kumpeni Belanda. Jika ada kecurigaan, tentara Belanda tak segan-segan mengangkut orang yang dicurigai melawan itu untuk dimasukkan ke penjara. Karena itulah, penduduk harus berhati-hati melakukan aktivitas sehari-hari.
    Kiai Brojo Wiguna mempunyai strategi guna mengelabui tentara Belanda. Agar tidak dicurigai sebagai latihan keprajuritan, Kiai Brojo Wiguna menyamarkan latihan itu dengan seni Rodat. Seni Rodat dimainkan para lelaki. Biasanya dilakukan di malam hari. Ada beberapa alat musik yang digunakan. Berkat penyamaran itu, tentara Belanda tidak mengetahui bahwa sebenarnya Kiai Brojo Wiguna dan kawan-kawan sedang berlatih kemiliteran.
    Permukiman itu mulai ramai Kiai Brojo Wiguna. Perlu diatur agar para pendatang juga mendapatkan kesempatan membangun tempat tinggal dan lahan pertanian. Karena itulah, Kiai Brojo Wiguna menyuruh Slamet membuka lahan baru di sebelah timur pemukiman lama. Sekarang, perkampungan itu dikenal dengan sebutan Dukuh Lemah Abang hingga Slamet meninggal dunia. Sepeninggal Slamet, Kiai Brojo Wiguna tetap tinggal di kampung itu yang ditemani Jo Kelo.
    Kiai Brojo Wiguna dikenal masyarakat sebagai sosok yang kharismatik. Karena itulah, orang-orang menyebut wilayah tempat tinggalnya dengan sebutan Brojolan. Karena lidah orang Jawa sulit menyebut kata secara penuh, lama kelamaan masyarakat setempat menyingkat sebutan itu dengan Brojol. Tidak ada keterangan dimana meninggalnya Kiai Brojo Wiguna. Namun, ada makam orang kepercayaaan Kiai Brojo Wiguna, yaitu mbah Jo Kelo, pemakaman umum dukuh setempat. Akhirnya, nama Brojol diabadikan sebagai nama desa hingga sekarang.
    (Yoto Teguh Pambudi )

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *