• Asal Usul Dukuh Depok Mondokan

       

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya Asal Usul Dukuh Depok Mondokan
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi lokasi
    status Lestari
    Pihak Pelestari Masyarakat
    Pencipta/Tahun Pembuatan anonim
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis Ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    Asal Usul Dukuh Depok Mondokan
    Geografi daerah Mondokan berbukit-bukit. Ada beberapa daerah yang berupa pegunungan. Bahkan ada hutan alam juga. Daerah tersebut terletak di bagian utara dari Kabupaten Sragen. Penduduknya berprofesi sebagai petani dan pedagang. Hasil bumi dan juga hutan. Daerah yang relatif aman. Karena itulah, Mondokan sering digunakan untuk tempat transit para pengembara zaman dahulu. Ini terbukti dari banyaknya peninggalan nenek moyang, baik peninggalan kebendaan maupun kebudayaan. Salah satu peninggalan yang bukan berupa kebendaan adalah asal usul Dusun Depok.
    Dahulu kala, ada tokoh sakti mandraguna yang berasal dari daerah Selo Grobogan. Namanya Ki Keti Drono. Ia hendak bepergian ke Sukowati. Tujuan kepergiannya adalah ingin menantang perang tanding dengan beberapa tokoh Sukowati. Pada masa itu, memang terdapat tokoh-tokoh terkenal dari Sukowati, seperti Bendrong Geni, Blabak Pengantol Ngantol, dan Tumenggung Alap Alap. Ketiga tokoh ini konon memiliki kesaktian yang luar biasa.
    Ketiga tokoh sakti yang saat itu ada di Sukowati berkumpul di Desa Bangle dan Banaran yang termasuk wilayah Kecamatan Tanon. Sayang seribu sayang, nasib baik dan beruntung belum berpihak pada Ki Keti Drono. Pada saat Ki Keti Drono datang pada Desa Bangle itu, ketiga tokoh Sukowati itu telah pergi. Maklum saja, ketiga tokoh itu sedang mengembara sehingga tidak bisa tinggal di suatu tempat dalam waktu yang lama. Ki Keti Drono sangat kecewa karena tidak bisa bertarung dengan ketiga tokoh tersebut.
    Untuk mengobati kekecewaannya, Ki Keti Drono pergi ke arah barat. Berjalan menuju ke padepokan yang menjadi kediaman Nyi Ageng Serang di Kadipaten Serang yang terletak di sekitar Kali Serang. Sekarang, wilayah itu masuk daerah Sumberlawang dan sebagian masuk ke Kabupaten Boyolali. Begitu tiba di kediaman Nyi Ageng Serang, Ki Keti Drono menantang perang tanding Nyi Ageng Serang. Pertarungan hebat terjadi. Ki Keti Drono dan Nyi Ageng Serang sama-sama mengeluarkan kesaktiannya. Kesaktian Ki Keti Drono ternyata lebih unggul. Nyi Ageng Serang berhasil dikalahkan. Padepokan itu pun berhasil dikuasai Ki Keti Drono.
    Atas kekalahan itu, Nyi Ageng Serang menyelamatkan diri. Ia kabur dengan luka parah di sekujur tubuhnya. Kaburnya Nyi Ageng Serang ditemani oleh dua anaknya, yaitu Mursiah dan Mursidi. Mereka pergi ke arah timur. Nyi Ageng Serang akhirnya tiba di sebuah daerah. Karena pernah mendirikan padepokan, akhirnya daerah itu dinamai Depok yang berasal dari kata padepokan.
    Sementara itu, Mursiah dan Mursidi terus melanjutkan perjalanan ke daerah timur. Karena tidak mengenal daerah tujuan dengan baik, Mursiah dan Mursidi jatuh ke jurang lempung. Sejenis tanah liat dari tanah kapur yang menjadi becek jika terkena air. Di situlah akhirnya Mursiah dan Mursidi menetap. Akibat pernah terjatuh ke jurang lempung, daerah itu pun dinamai Dusun Jurang Lempung. Hingga kini, bekas-bekas peninggalan Nyi Ageng Serang, Ki Keti Drono, Mursiah, dan Mursidi masih bisa dijumpai. Masyarakat sekitar berupaya melestarikannya agar generasi muda mengenal sejarah berdirinya kampung halamannya.

    (Bangun Rahino, Suyadi, Wiji Lestari )

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *
    W
    Winarno
    2023-12-21 07:37:05
    Assalamualaikum sobat .saya asli dari Depok kalo bisa tolong cariin silsilah dari eyang keti Drono .yang masih ada biar sumber sumbernya bisa makin falid suon