• Asal Usul Desa Blangu Gesi

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya Asal Usul Desa Blangu Gesi
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi Blangu, Gesi
    status Lestari
    Pihak Pelestari Masyarakat Setempat
    Pencipta/Tahun Pembuatan anonim
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis Ada
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    Asal Usul Desa Blangu Gesi
    Gesi adalah salah satu daerah di utara Kabupaten Sragen. Daerah itu cukup gersang. Pada musim kemarau, daerah ini sering dilanda bencana kekeringan. Penduduknya sering kekurangan air. Tanahnya terdiri atas padas dan pegunungan. Karena kondisi alam yang demikian, kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai pedagang. Hasil hutan dan ladang dijualnya ke kota. Dalam keterbatasan yang demikian, Gesi menyimpan banyak misteri. Entah tempat-tempat yang konon angker hingga cerita-cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satunya adalah cerita rakyat tentang asal usul Desa Blangu.
    Konon di daerah itu hiduplah seorang perempuan. Namanya Nyai Suramaya, Meskipun tanah sekitarnya kurang subur, Nyai Suramaya tetap rajin bekerja. Kesehariannya perempuan itu berjualan jun dan klenting, yakni sejenis tempayan untuk mengangkut air dengan digendong. Dibuat dari tanah liat yang dibakar. Perkakas ini dijual di Pasar Suwarung yang terletak di selatan Gumping. Barang dagangannya ini laku keras karena memang penduduk sekitar sangat membutuhkan alat ini untuk mencari air bersih.
    Pada suatu hari, datanglah seorang laki-laki ke daerah itu. namanya Kaki Lepas. Perangai laki-laki ini jahat. Ia ingin merampok Nyai Suramaya. Dalam pandangannya, perempuan ini termasuk kaya meskipun hanya berjualan gerabah dari tanah. Karena itulah, ia berencana membegal Nyai Suramaya saat pulang dari berjualan jin dan klenting ke pasar. Di tengah jalan, ia akan mencegat dan merampas semua hasil jualannya.
    Tak disangka, ternyata Nyai Suramaya bukanlah perempuan penakut. Begitu dicegat di jalan, justru Nyai Suramaya menantang duel Kaki Lepas. Perempuan itu berani melawan laki-laki yang berusaha membegalnya. Perkelahian itu berlangsung seru. Karena sudah terbiasa hidup keras di hutan, badannya kekar dan kuat. Di samping itu, Nyai Suramaya juga hafal dengan lingkungan hutan itu sehingga bisa mencari celah untuk mengalahkan Kaki Lepas. Ternyata siasatnya ini berhasil. Nyai Suramaya berhasil mengalahkan Kaki Lepas.
    Kaki Lepas berusaha melarikan diri. Nyai Suramaya terus mengejarnya. Perempuan itu tidak memberikan ampun kepada laki-laki jahat yang akan membegalnya. Akhirnya, Kaki Lepas berhasil ditangkap dan dibunuh oleh perempuan yang bernama Nyai Suramaya. Jasad Kaki Lepas dikubur di Dukuh Siwalan. Hingga kini, makam Kaki Lepas dirawat oleh masyarakat sekitar. Makamnya pun dinamai Lepas.
    Usai berhasil membunuh Kaki Lepas, Nyai Suramaya kembali pulang ke rumahnya. Ternyata daerahnya berbau langu atau menyengat. Bau menyengat itu tidak diketahui darimana datangnya. Apakah bau busuk itu berasal dari jasad Kaki Lepas, bangkai, sampah, atau lainnya? Akhirnya, penduduk sekitar menamai daerah itu dengan sebutan Blangu yang berarti ambune langu.
    Usia Nyai Suramaya makin renta. Tubuhnya terus melemah. Penyakit pun datang menghampiri. Begitu merasa umurnya takkan lama lagi, Nyai Suramaya menyampaikan wasiat. Isinya adalah barangsiapa bersedia merawat jasadnya dan mendoakannya jika ia meninggal dunia, maka orang yang merawat itu akan mudah mencari rezeki. Pada Sabtu Pon, Nyai Suramaya meninggal dunia. Dimakamkan di Blangu. Sekarang punden makam itu masih utuh karena dirawat masyarakat. Pada setiap bersih desa usai panen, diadakan acara sadranan. Hingga kini, masyarakat Desa Blangu Kecamatan Gesi Sragen menikmati hidup yang aman dan tenteram.

    ( Bangun Rahino, Suyadi, Wiji Lestari )

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *