• ASAL-USUL DESA BORANGAN

       

    Jenis Tradisi Lisan
    Nama Budaya ASAL-USUL DESA BORANGAN
    Tahun Pelaporan 2020
    Lokasi Desa Borangan, Kecamatan Plupuh
    status lestari
    Pihak Pelestari warga setempat
    Pencipta/Tahun Pembuatan anonim
    Sudah/Belum ada dokumen tertulis belum
    Penulis
    Bahan
    Dimensi
  • Referensi Isi

    ASAL-USUL DESA BORANGAN
    Borangan, sepintas jika mendengar kata tersebut adalah bayangan akan rumpun bambu yang banyak dan lebat, dalam istilah setempat menyebutkan kata mbarongan.Terkait dengan penyebutan kata mbarongan, penulis mencoba mengkaitkan sebuah desa kecil terletak dari tepi jalan raya Plupuh-Mojosongo menjadi obyek cerita asal asal-usul desa di Bumi Sukowati.
    Desa Borangan terdapterat dua lokasi yang bersampingan, jika dari Utara masuk wilayah administrasi kelurahan Plupuh, sedangkan arah Selatan masuk kelurahan Gedongan, terpisah oleh sungai kecil membentang dari arah Barat menuju Timur yang bermuara di. sungai Bengawan Solo. Jarak menuju pusat pemerintahan Sragen adalah 15 km, akses pendidikan terdekat adalah SD Negeri yang terletak di desa Borangan sebelah utara, mata pencaharian mayoritas sebagai petani serta buruh nglaju di kota Solo.
    Gito menuturkan bahwa penyebutan asal kata borangan adalah sesuatu yang menyerupai pagar dan mengelilingi wilayah sekitar desa, penulis mencoba mencari tahu lebih tentang penjelasan dari narasumber. Borang menurut Djamhari dalam glosarium di buku Strategi Menjinakkan Diponegoro menyebutkan bahwa borang adalah ranjau yang terbuat dari bambu, perangkap yang digunakan untuk menghambat gerakan dari musuh ataupun gangguan keamanan.
    Borang adalah ranjau dari bambu, dengan ilustrasi semacam pagar yang dipasang mengelilingi suatu wilayah ataupun desa dengan kemiringan 60 %, dengan ujung di runcingka, tepat di area borang yang dipasang disamarkan dengan bambu ataupun daun-daun yang dibutuhkan untuk mempersulit musuh untuk melewatinya. Merujuk pada kata tersebut, lokasi desa Borangan terletak tidak jauh dari aliran sungai Bengawan Solo, menuju ke timur kurang lebioh 300 meter. Jarak batas desa yang jauh jika untuk ukuran pada masa kini, berbeda dengan masa dulu dengan keramaian alur sungai Bengawan Solo.
    Borang berfungsi dalam memperlambat laju gerakan musuh, dalam kaitan dengan keamanan desa ialah yang dimkasud dengan gangguan dari kecu, sebuah gerakan yang muncul secara fontal dan sekejap untuk mendapatkan keuntungan dari target korban yang sudah di intai, dengan diterapkannya sistem keamanan ini lebih mudah untuk menjaga dan mengawasi ancaman gangguan. Tidak menutup kemungkinan banyak desa atau wilayah yang menggunakan sistem ranjau dari bambu ini, tetapi karena penulis mencoba mencari tahu lebih tentang toponimi desa di Sragen, hal ini menjadi menarik karena nama desa diambil dari kata barong, agar mudah melafalkan maka di sebut Borangan.
    Desa Borangan tidak terlampau jauh dengan Dukuh Butuh yang termahsyur akan tempat penyebaran ajaran Islam di wilayah sekitar Plupuh dan Masaran bagian Timut dengan ketokohan Ki Ageng Butuh beserta mbah Dawud, tokoh pengurus pondok yang pernah di dirikan di dukub Butuh, menjadi wilayah yang sibuk dikarenakan juga tepat berada di dekat aliran Sungai Bengawan Solo, yang menjadikan wilayah disekitar terkena imbas akan kemajuannya.
    Tradisi yang pernah di wariskan ke generasi penerus adalah membersihkan diri dengan air dari sumur kawak, yang berarti calon mempelai yang berasal dari desa ini untuk sekedar mensucikan diri dengan membasuh tangan dan wajah dari air sumur yang di percaya sudah berumur lebih dari 4 generasi sebelum Gito, sebagai penutur di cerita ini. Adapun nilai yang ingin ditanamkan adalah ketaatan warga desa Borangan untuk menjalankan amanah dari leluhur yakni menyempatkan waktu untuk membersihkan diri di sumur kawak ketika hendak menjalani prosesi pernikahan.

    (Bima Pradipta Yoga)

  • Deskripsi

    Komentar *
    Nama *